Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example 728x250
politik

Cerita Lucu di Balik Pilkades Serentak di Takalar (Part 1)

1091
×

Cerita Lucu di Balik Pilkades Serentak di Takalar (Part 1)

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Ini adalah sebuah peristiwa menarik dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa secara serentak di kabupaten Takalar Sulawesi Selatan , ada ijazah Paket C Senggol Magister, S1 Dapat Merah, SMA Nilai Tinggi. Dalam Scoring ini memang lucu kedengerannya, tapi itulah faktanya, wartawan Menit7.co.id tengah melakukan penelusuran tentang cerita lucu dibalik Pilkades serentak di kabupaten Takalar akan ditulis secara bersambung, oleh M.Said Welikin

MENIT7.CO.ID -Dunia perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta lagi giat-giatnya memperbaiki kualitas lulusannya di berbagai program studi. Lulusan berbagai Program Sarjana atau Pascasarjana pasti manusia-manusia handal di setiap bidangnya.

Example 250x600

Namun saat ini, di Takalar seorang bakal calon kepala desa Sampulungan Galesong Utara(Galut) diduga hanya ber-ijazah paket C mengalahkan seorang bakal calon kepala desa yang telah selesai mengikuti program Magister (S2)

Apakah kejadian itu merupakan cerminan dunia Perguruan Tinggi kita saat ini? Atau ada faktor X, yang jadi latar belakang hal itu. Misalnya Syahwat kekuasaan seseorang atau hal lain sehingga pemilik ijazah paket C diberi panggung? Atau hanya kebetulan saja.

Wartawan media ini akan berupaya menelusuri lebih jauh masalah ini, Karena ini menyangkut dunia Pendidikan. Sehingga jangan sampai ada pihak yang menyederhanakan masalah.

Satu hal yang pasti bahwa bakal calon kepala desa berinisial SB telah membawa masalah ini ke ranah hukum yakni mengadu ke Polda Sulsel. Sebagaimana pernah disampaikan SB kepada media ini. Senin (21/11/2022) bahwa upaya hukum ditempuh, bukan karena ambisi tetapi persoalan harga diri dan persoalan yang amat penting bagi anak-cucu kita yakni dunia pendidikan.

“Oleh karena itu saya berharap melalui Laporan Polisi dengan nomor: STTLP/B/1241/XI/2022/ SPKT/ POLDA SULSEL Tanggal 18 November 2022, penyidik dapat membuka semua lembaran jawaban demi dunia pendidikan kita,” tegas SB

Sesuai informasi yang berhasil dihimpun wartawan media ini dari berbagai pihak. Mengisahkan beberapa cerita lucu, kalau tak mau dikatakan aneh mengiringi tahapan Pilkades serentak di penghujung tahun 2022, sekaligus akhir masa tugas Syamsari Kitta dan Ahmad Sere di Takalar.

AKAL SEHAT TERGANGGU

Cerita lucu pertama dari dari desa persiapan Sawakung Beba Galut, semua yang dinyatakan lulus sebagai Cakades mulai dari urutan kedua hingga kelima
berasal dari tenaga honorer dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Takalar. Dan mereka semua bukan penduduk asli desa Sawakung Beba, kecuali nomor satu.
Konon kabarnya semua kondisi ini terjadi karena yang dipercayakan mengatur beberapa desa di sana adalah salah satu kepala Dinas berinisial S

Cerita ini bisa jadi benar bila melihat dari fakta lapangan yakni nomor urut Satu, anak sang kepala dinas bernama Muh Rizal Syahriar, dengan total nilai 77.
Nomor urut dua bernama Inal Firman Arsyad (tenaga honorer) total nilai 69.
Nomor urut tiga bernama Setiawan (TenagaHonorer) nilai total 68

Nomor tiga Muhammad Alwi (tenaga honorer) total nilai 66 yang terakhir Akram Darwis juga honorer total nilai 64. Kalau dari sisi administrasi dan regulasi boleh jadi tidak ada pelanggaran.

Cuma saja bila dilihat dari sisi nurani dan akal sehat kita, jadi terganggu. Karena dalam rangka apa pegawai honorer mempertaruhkan uang bila ada. Untuk kemudian mengurus semua prasyarat sebagai bakal calon Kades. Tentunya yang bisa menjawab selain Tuhan Yang Maha Kuasa, serta calon yang bersangkutan dan pengatur “skenario.”

Adalagi cerita menggelikan sekaligus memprihatinkan dari desa persiapan Biringkassi Kec. Galut. Diketahui ada dua bakal calon kepala desa pemegang ijazah magister (S2) tumbang di tangan bakal calon Kades yang hanya ber-ijazah SMA.

Pun nama-nama peserta dengan skoring nilai, urutan Pertama, Murdalin, S.Pd, MM, nilai 83. Kedua, Marani, nilai 80. Urutan ketiga, Rizal dengan nilai 79, urutan keempat Amrul S.Ip nilai 78, urutan kelima Asriadi nilai 77.

Sementara urutan keenam, Risandi, SP. SH.M.Si nilai 76, urutan ketujuh Ramli SH nilai 64, urutan kedelapan M.Thahir nilai 63 serta yang terakhir Nurhayati Thahir nilai 61. Sesuai informasi dari Biringkassi bahwa Ramli telah selesai program magister (S2)( bersambung)

Example 300250
Example 120x600

Respon (1)

  1. Pilkades bukan menjadi ukuran pendidikan strata dua karena pilkades tidak melalui ujian melainkan pemilihan dan yg memilih adalah warga di desa yg melakukan pilkades. Yg diutamakan masuk berlomba untuk pilkades adalah pensyratan diantaranya tdk pernah dihukum penjara seumur hidup blm berumur diatas 80 thn dan beribadah SMA atau sederajat.kemenangan tdk ditentukan krn pendidikan tinggi sekalipun prof.melainkan pendekatan’ silaturahmi yg sdh lama dilakukan bukan baru. Warga sdh lama membaca kelakuan sejak kecil’
    tdk angkuh dan tidak sombong.baik hubungan sesama manusia dll sebagainya penilaian warga sehingga menentukan cakades untuk dipilih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *