Jakarta, Menit7.co.id – Hilangnya minyak goreng dipasaran beberapa waktu lalu, membuat masyarakat Indonesia mengalami kepanikan. Dibeberapa tempat ratusan warga antri berjam-jam demi mendapatkan sebungkus minyak goreng.
Peristiwa ini rupanya membuat Jaksa Agung ST Burhanuddin gerah. Ia diam- diam membentuk tim mengusut penyebab kelangkaan minyak goreng di tengah masyarakat.
Jaksa Agung, tidak mau lagi melihat penderitaan rakyat terus menerus menjadi korban permainan oknum tertentu yang membuat kelangkaan produk minyak goreng ditengah masyarakat. Padahal, mulai masyarakat kecil menengah sampai pedagang dan sektor industri sangat membutuhkan pasokan minyak goreng. “Aah, saya dapat membayangkan bagaimana paniknya masyarakat jika minyak goreng hilang dari pasaran”.
Kelangkaan yang terjadi di negeri ini bukanlah karena kurangnya lahan kelapa sawit di Indonesia. Atau bangkrutnya pabrik kelapa sawit di Negeri ini. Indonesia memiliki lahan kelapa sawit yang sangat luas. Bahkan Indonesia salah satu negara exportir minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
Lalu kenapa minyak goreng bisa hilang dipasaran?. Tentunya sudah bisa ditebak ada oknum-oknum yang sengaja membuat langkanya minyak goreng di Indonesia. Dan saya menyebutnya MAFIA MINYAK GORENG.
Mafia tersebut memang sangatlah licin seperti licin minyak goreng. lihai dan licin untuk melakukan persekongkolan ini. Ada banyak modus yang dimainkan para mafia minyak goreng ini. Salah satunya adalah melakukan penimbunan supaya harga menjadi naik. Dan kerah putih memainkan kebijakan export minyak goreng. Aah, memang sangat kejam para mafia minyak goreng.
Dampak kelangkaan ini bukan saja membuat panik rakyat. Akan tetapi juga menghantam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Para oposisi sibuk mengkritik kinerja Presiden Joko Widodo dalam menghadapi kelangkaan minyak goreng di pasaran.
Di tengah kekisruhan langkanya minyak goreng, Jaksa Agung ST. Burhanuddin bergerak dengan senyap membentuk tim dan bergerak cepat melakukan sidak. Sasaranya adalah ke Jakarta International Container Terminal (JICT) I Pelabuhan Tanjung Priok.
Dari hasil sidak itu, Jaksa bersama Bea Cukai menemukan ribuan minyak goreng yang siap diekspor secara melawan hukum. Dan ini bisa mengakibatkan kerugian keuangan negara dan memperkaya diri sendiri karena mengambil keuntungan.
Dari hasil sidak tersebut, para mafia minyak goreng bersama para kerah putih tidak bisa berkutik lagi. Mereka sangat cemas dan panik menghadapi Kejaksaan Agung yang dipimpin oleh ST Burhanuddin. Jajaran Kejaksaan akan terang benderang dalam mengungkap kejahatan mereka. Sehingga dapat memberikan efek jera dikemudian hari.
Saya sangat mengapresiasi kerja senyap Jaksa Agung ST Burhanuddin, karena tanpa banyak publikasi media beliau bergerak cepat mengungkap kejahatan mafia minyak goreng. Seperti kasus Asabri dan Jiwasraya yang berhasil diungkap Kejaksaan dan berhasil menelanjangi beberapa orang besar di republik ini. (pd)
Sumber: Humas Kejagung RI