banner 728x250

Bulukumba Siap Jadi Pusat Produksi Telur Terpadu, Investasi Capai Rp.10 Miliar

  • Bagikan
banner 468x60

Makassar, Menit7.com – Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, diproyeksikan menjadi pusat pengembangan agribisnis ayam petelur terpadu yang strategis di wilayah Timur Indonesia.

Rencana tersebut dipaparkan Direktur Program Duta Finansi Mandiri Teddy Hendratno dalam dokumen bertajuk “Kemitraan Strategis Pengembangan Agribisnis Terpadu di Kab. Bulukumba” yang disusun oleh Duta Finansi Mandiri (DF&M) pada 25 Juni 2025 di Jakarta.

Example 300x600

Teddy dalam pemaparannya dihadapan Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf dan sejumlah pejabat Pemkab Bulukumba, Rabu 26 Juni 2025 di Lantai 4, Gedung Fhinisi Bulukumba, mengungkap potensi besar Bulukumba dalam menyuplai telur, baik untuk pasar Sulawesi Selatan maupun pasar nasional. Dari hasil analisis, Kabupaten Bulukumba diperkirakan mampu memenuhi sekitar 11 persen kebutuhan telur di Sulawesi Selatan. Dengan populasi ayam petelur sekitar 1,17 juta ekor, produksi tahunan diperkirakan mencapai 294 juta butir atau setara 14.710 ton per tahun.

Masih terdapat celah pasar sekitar 121.000 ton telur di Sulsel yang belum terpenuhi. Ini membuka peluang ekspansi produksi secara signifikan. Lokasi strategis untuk pengembangan disebutkan di empat kecamatan, yakni Rilau Ale, Ujungloe, dan Gantarang. Bontotiro.

Estimasi Investasi dan Produksi

Target produksi awal ditetapkan sebesar 700 ton telur per tahun. Untuk mencapainya, diperlukan sekitar 56.000 ekor ayam petelur dengan produktivitas rata-rata 12,5 kg per tahun per ekor. Total estimasi investasi awal mencapai Rp6,16 miliar dengan rincian biaya per ekor ayam sebesar Rp110.000. Komponen biaya mencakup bibit DOC/pullet, kandang, pakan, vaksin, peralatan, hingga pelatihan SDM.

Dengan kapasitas produksi tersebut, Bulukumba diperkirakan dapat memasok kebutuhan telur untuk 20 hingga 25 pasar kabupaten/kota di wilayah selatan.

Proyeksi Bisnis 5 Tahun

Dalam proyeksi bisnis dan profitabilitas budidaya ayam petelur selama lima tahun (2025–2030), pendapatan tahunan diperkirakan stabil di angka Rp16,1 miliar. Setelah dikurangi biaya operasional sekitar Rp13 miliar per tahun, laba bersih per tahun mencapai Rp. 3.5 miliar.

Investasi awal diperkirakan akan kembali (break-even point/BEP) pada tahun kedua. Total akumulasi laba selama lima tahun mencapai Rp15,4 miliar. Proyeksi ini menjadikan bisnis ayam petelur sebagai salah satu peluang investasi agribisnis yang menarik di Sulawesi Selatan.

Mitra Potensial

DF&M juga mengidentifikasi lima perusahaan nasional sebagai calon mitra pembeli produk ayam petelur dari Bulukumba. Mereka adalah:
PT SPNI (Sumber Pangan Nusantara Indonesia) – distributor telur sortasi grade AA-B dan UV-steril.
PT Japfa Comfeed – Intan Kenkomayo Indonesia – fokus pada telur cair pasteurisasi untuk industri makanan dan minuman. Juga Hadir dalam kesempatan tersebut. pt. DALLE AGRO, Agrotech Investment, sebagai Mitra Investasi.

Agrosari Farm – produsen telur segar berkualitas tinggi sejak 1985.Telur Emas Global Indo – pemasok telur premium untuk pasar Jawa Tengah dan Jawa Barat serta Budifarm Indonesia – distributor telur ayam dan puyuh, dengan orientasi ekspor.

Dikatakan kemitraan dengan perusahaan-perusahaan ini dinilai potensial untuk membuka jalur distribusi nasional dan internasional serta mempercepat hilirisasi produk agribisnis Bulukumba.

Rekomendasi

Dengan potensi pasar yang besar, efisiensi produksi yang terukur, dan peluang kemitraan yang menjanjikan, DF&M merekomendasikan agar program pengembangan ayam petelur di Kabupaten Bulukumba segera diimplementasikan dalam skema kemitraan strategis yang melibatkan pemerintah daerah, investor swasta, dan pelaku UMKM lokal. (nas/an)

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *