Menit7.com – beberapa waktu menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 hijriah, Pengurus (HPPMI) UINAM kembali mengambil benang dan jarumnya untuk membentuk pola jahitan Aktivitas Silaturahmi di-antara sesama Kader sebagai bentuk penjewantahan rasa tanggung jawab akan tali kekeluargaan sebagaimana hakikat Organisasi Daerah, berikut selaras dengan bunyi didalam AD/ART (HPPMI) Maros yang disahkan pada Kongres Takalar tahun 2021.
Kolaborasi tarian benang dan jarum berikut berhasil menyulam dengan indah dan rapi kesederhanaan Aktivitas Silaturahmi di Warung Kopi Inklusif, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Rabu, (04/19/23).
Dihadapan secangkir kopi, tidak membuat para kader malu-malu dalam berdialektika sembari mengekpresikan tawa candanya. Hal ini justru menjadi pemantik eksternal para Kader untuk semakin memutar otaknya dalam merespon dan mereinterpretasi dinamika organisasi daerah (HPPMI) Maros mutakhir ini.
Dimulai dari kronologis akan kehadiran salah satu Pengurus (HPPMI) UINAM pada Agenda Kongres lanjutan (HPPMI) Maros di Aula Wisma Tani, Kab. Maros. Sabtu, (04/15/23).
“Saya coba menghubungi ki Ketua cuman non-aktif telfon ta, jadi saya inisiatif untuk datang langsung ke Wisma Tani (Lokasi kongres lanjutan) karena kukira ada ki disana. Saya datang ke sana Ba’da Maghrib dan ternyata sudah selesai rangkaian forumnya”. Ucap Andi Nuralfian selaku Ketua Bidang Riset dan Advokasi ketika dimintai keterangan.
Diskursus terhadap Kongres lanjutan (HPPMI) Maros bermunculan hingga ke permukaan. Beredar kabar burung berikut pula rilis berita dibeberapa media bahwa kongres lanjutan tersebut terindikasi legal, pun terindikasi ilegal dengan segala bentuk nota pembelaan. Terdengar pula wacana akan realisasi segera proyek Kongres Luar Biasa (HPPMI) Maros.
“Konsistensi terlepas dari pro-kontra, dalam menafsir beberapa indikasi yang terjadi, bahwa terdapat suatu hal yang paradoks ketika kedua Koalisi Kandidat yang sementara bertarung mengharapkan tidak terjadinya Dualitas Struktural (HPPMI) Maros menjadi sesuatu yang mengada/eksis. Namun dugaan hingga hari ini, kedua Koalisi Kandidat mempertontonkan skema gerakannya masing-masing demi memenangkan Kandidat sehingga menjadikan kekeluargaan, kepentingan bersama dan idealitas kelembagaan hanya sebatas kata tanpa makna”. Ucap Achmad Maulana A. selaku Ketua Umum (HPPMI) UINAM 2022 – 2023.
Begitu panjangnya race Kongres (HPPMI) Maros di Sinjai, Talasapang, Maros, tentu sangat menguras waktu, tenaga dan fikiran para Kader terbaik (HPPMI) Maros. Sebagai suatu bentuk dinamika tentu merupakan pembelajaran yang sangat berharga, namun yang sangat disayangkan bahwa ketika diskursus ini tak berujung, mengindikasikan hanya menjadikan politik identitas sebagai lokomotif mencapai tujuan kepentingan pribadi/kelompok tertentu. Maka dengan itu hanya akan memperlebar jurang pemisah diantara Komisariat yang ada, secara kultural.
“Komisariat sebagai jantung organisasi, niscaya tidak boleh berhenti berdetak. Komisariat secara berkesinambungan memproduksi kader-kader terbaik yang diilhami keluhuran suatu nilai cita, cipta rasa dan karsa. Ketika produktifitas Komisariat terancam mengalami penurunan secara signifikan yang terindikasi disebabkan faktor eksternal Komisariat sebagaimana diskursus kongres kali ini, berikut pula dengan adanya potensi Dualitas Struktural (HPPMI) Maros berdasarkan ketiadaan titik temu kepentingan kedua Koalisi Kandidat. Maka hipotesis yang terbangun ialah skema seperti ini tidak lagi berdiri diatas setting gerakan politik yang membangun”. Tegas Achmad Maulana A. yang juga merupakan Mahasiswa Aktif prodi Ilmu Hukum UINAM.
Agenda Silaturahmi Kader (HPPMI) UINAM sebagai hasil tarian benang dan jarum Jajaran Pengurus tersebut, sekaligus ingin menyampaikan ucapan selamat hari Raya 1444 hijriah, serta permohonan maaf atas segala bentuk kekeliruan kata dan tindakan yang kurang berkenanaan dihati sesama Kader khususnya kepada para Dewan Senior tak terkecuali yang berhalangan hadir.
Lebih lanjut, memaknai hari raya bukan lagi sebagai hari kemenangan. Dalam membuka kemungkinan akan re-interprestasi hari raya atau penafsiran ulang kita akan hari raya. Bahwa hari raya kita maknai sebagai bentuk kelanjutan perjuangan/jihad melawan ego, nafsu kebinantangan yang berpotensi eksis di-dalam internal kedirian kita. Sesungguhnya jihad melawan ego dan nafsu tidak hanya sampai pada hari Raya (kemenangan) namun hingga hembusan nafas terakhir.
Mengabstraksi makna hari Raya pada dinamika Kongres kali ini, bahwa kelanjutan perjuangan adalah perjuangan melawan ego dan nafsu. Maka termasuk daripada itu semua, egosentris pribadi/kelompok tertentu dan nafsu kuasa berlebih sudah selayaknya kita hindarkan.
“Kongres lanjutan ataupun Kongres Luar biasa bukanlah solusi paripurna dalam proses penyelesaian ketika masing-masing Koalisi Kandidat tidak secara kolektif menemukan kalimatun sawa/titik temu atas majemuknya kepentingan politik yang ada. Dalam iklim sembrawut seperti ini, merupakan langkah yang sangat bijaksana bagi Jajaran Dewan Senior / Dewan Konsultasi (HPPMI) Maros untuk duduk bersama dihadapan seluruh Komisariat sejajaran (HPPMI) Maros, tentu dengan terlebih dahulu melepas jubah ego Komisariat/Koalisi masing-masing, menjunjung tinggi prinsip demokratis, partisipatif dan egaliter sebagai salah satu formulasi gagasan (HPPMI) UINAM yang biasa kami bahasakan sebagai Rekonsiliasi Akar Rumput. (HPPMI) Maros harus segera selesai dengan sembrawut masalah di-internalnya sebagai basis ilmiah membangun produktivitas gerakan di-eksternal”. Tutup Maulana, sapaan akrabnya.