Oleh : Nina Kurnia Dewi
Barru.Menit7.co.id — Saat ini industri makanan sudah sangat maju. Berbagai macam bahan dan berbagai proses pengolahan telah dipertimbangkan untuk menyajikan produk sesuai kebutuhan dan keinginan
konsumen, tidak terkecuali pada kemasannya. Kemasan merupakan komponen penting dalam produk pangan karena berperan sebagai daya tarik produk.
Pemilihan kemasan tidak hanya berfokus pada daya tariknya saja tapi juga kemampuannya untuk menjaga produk dari
kontaminan selama penyimpanan dan pemrosesan.
Umumnya pengolahan produk siap saji
dilakukan dengan pemanasan suhu tinggi yang bertujuan untuk mematangkan maupun
mensterilisasi produk pangan tersebut. Kaleng dan gelas merupakan kemasan yang umum digunakan pada produk pangan siap saji karena tahan pada suhu tinggi, khususnya sterilisasi.
Namun penggunaan kaleng dan gelas akan meningkatkan biaya produksi yang berdampak harga
jual produk. Salah satu alternatif kemasan yang dapat digunakan pada produk pangan yang melalui proses pemanasan yang tinggi dapat menggunakan retort pouch.
Retort pouch atau disebut juga kemasan fleksibel merupakan kemasan yang terbuat dari alumunium foil dan polimer yang dapat digunakan sebagai kemasan pangan siap saji. Retort
pouch memiliki kesamaan dengan kemasan kaleng yaitu memiliki ketahanan pada proses
sterilisasi yang merupakan proses pengolahan pada suhu tinggi dengan waktu tertentu untuk
membunuh mikroorganisme pada produk pangan.
Kemasan retort pouch sebenarnya bukanlah penemuan baru dan sudah dipasarkan sejak
tahun 1970-an. Penemuan retort pouch diawali pada masa Perang Dunia II dimana Angkatan Perang Jerman meminta kepada Institut Fraunhofer Munchen, Jerman untuk mengembangkan kemasan makanan para tentara Jerman agar tetap terjaga. Makanan yang dijatahkan pada tentara Jerman pada saat itu merupakan makanan siap saji yang berupa sosis yang telah diawetkan,
sayuran kering dan roti kering. Berdasarkan hasil pengembangan kemasan tersebut dilakukanlah
pembuatan kemasan yang terbuat dari alumunium foil atau cellophane dan secara teknis pengembangan kemasan tersebut dapat digunakan. Pada tahun 1960-an dilakukan pengembangan spesifikasi retort pouch dengan menggunakan bahan PET/Al foil/CPP oleh perusahaan Reynolds Metal Co yang digunakan untuk mengemas kacang polong dan wortel, semur daging dan sauerkraut. Tahun 1970-an retort pouch mulai digunakan dipasaran dan banyak digunakan oleh
Militer Amerika Serikat. Kendala terbesar dalam pengembangan kemasan retort pouch dikarenakan oleh perusahaan makanan telah menginvestasikan dana yang sangat besar pada
kemasan kaleng sehingga tidak memungkinkan untuk kemasan retort pouch dapat menggantikan kemasan kaleng begitu saja.
Kemasan retort pouch terdiri dari 3-4 lapisan, yaitu polipropilen, nilon, alumunium foil
dan poliester. Polipropilen merupakan lapisan terdalam dari kemasan retort pouch yang memiliki
kontak langsung dengan produk pangan. Polipropilen bersifat termoplastik sehingga saat terkena
panas akan meleleh dan saat dingin akan kembali mengeras. Lapisan kedua yaitu nilon
merupakan lapisan yang tahan abrasi dan tahan terhadap tusukan. Lapisan ketiga yaitu
alumunium foil yang merupakan lapisan barrier dari retort pouch. Alumunium foil bersifat
mampu menghantarkan panas, menghalagi masuknya gas, dan tahan terhadap cahaya sehingga aman digunakan untuk mengemas produk yang peka terhadap cahaya maupun produk berlemak.
Lapisan keempat yaitu poliester atau lapisan terluar dari retort pouch. Poliester mampu
meningkatkan daya tahan kemasan terhadap kikisan dan memiliki kekuatan sobekan yang baik.
Pada retort pouch lapisan polipropilen berfungsi sebagai lapisan penyegel.
Proses sterilisasi merupakan pengolahan pangan dengan menggunakan suhu tinggi (121-
131⁰C) pada waktu tertentu. Suhu dan waktu tersebut cukup untuk mematikan semua
mikroorganisme patogen dan pembusuk tanpa menurunkan kandungan gizi dan kualitas organoleptik produk pangan. Pada produk dengan kemasan kaleng semua komponen yang
terdapat didalamnya akan mengalami pemuaian selama proses sterilisasi termasuk kaleng yang
digunakan sebagai kemasannya. Pemuaian tersebut akan menyebabkan seal kemasan terbuka
atau bahkan meledak sehingga dibutuhkan external pressure untuk mengimbangi pemuaian yang terjadi selama proses sterilisasi. Dengan adanya keseimbangan tekanan akan menurunkan kemungkinan kerusakan kemasan atau ledakan pada produk karena pemuaian yang terjadi masih berada dibawah elongation point dari kaleng. Sama seperti kaleng, retort pouch juga memiliki elongation point yang tinggi sehingga selama proses sterilisasi kemasan tidak akan mengalami kerusakan atau ledakan produk dan pada saat proses pendinginan akan kembali kebentuk semula.
Retort pouch dapat digunakan sebagai alternatif kemasan bahan pangan siap saji karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki gramasi yang lebih ringan, mudah dibawa
kemanapun, hemat tempat, penggunaannya mudah dan aman, produk siap untuk disantap (ready to eat), produk dapat dikonsumsi kapanpun dan bertahan lama pada suhu ruang. (*)