Oleh: Satriaji Rais Izzat,
Akademi Teknik Tirta Wiyata, Magelang
Air minum galon isi ulang merupakan topik yang ramai dibicarakan pada masa kini, kita semua tahu bahwa manusia sangat membutuhkan air untuk minum, adanya air galon isi ulang sudah membantu banyak orang dalam mengakses air minum yang mudah. Namun, dibalik kata kepraktisan dan kemudahannya dalam menjangkau air minum, air galon isi ulang ternyata bisa sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita, mengapa demikian?
Perlu kita ketahui bersama bahwa air galon isi ulang yang berpotensi berbahaya yaitu berasal dari bahan galonnya, Galon yang terbuat dari bahan polikarbonat ini mengandung zat yang dinamakan BPA (Bisphenol A). Faktanya, 90% galon di Indonesia terbuat dari bahan polikarbonat. Tentu saja ini sangat mungkin berdampak bagi kesehatan masyarakat Indonesia.
Memangnya apa sih dampak dari zat BPA pada galon berbahan polikarbonat sampai bisa dibilang berbahaya? Zat BPA dalam plastik polikarbonat mempunyai beberapa risiko kesehatan yaitu dapat memengaruhi kesuburan, risiko penyakit kronis, risiko kanker, dan juga dapat melemahkan fungsi otak. Belum lagi ditambah Kebocoran dari galon yang tidak terdeteksi bisa saja mengontaminasi air minum dalam galon sehingga air minum menjadi tidak layak untuk diminum.
Walaupun begitu, air galon isi ulang sudah lolos SNI dan dinyatakan aman oleh BPOM. Hal ini dikarenakan tubuh manusia dapat memproses BPA dalam jumlah yang dihasilkan dari galon polikarbonat tersebut. Namun, berbeda dengan orang dewasa yang dapat memproses BPA, Infants atau anak kecil belum tentu bisa memproses BPA tersebut dan dapat terkena risiko-risiko yang lain.
Ada beberapa alasan mengapa masyarakat Indonesia masih tetap menggunakan galon polikarbonat, Salah satunya adalah kemampuan galon polikarbonat untuk menahan tekanan dan daya tahan terhadap benturan yang relatif tinggi. Mereka juga relatif ringan, mudah dipindahkan, dan memiliki daya tahan terhadap suhu yang luas, membuatnya menjadi pilihan praktis untuk penggunaan sehari-hari. Selain itu, galon polikarbonat telah menjadi pilihan utama selama bertahun-tahun dan masih dianggap sebagai opsi yang terjangkau bagi banyak pengguna. Pilihan ini juga didorong oleh ketersediaan galon polikarbonat yang luas di pasaran.
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita perlu mengganti semua galon polikarbonat yang ada di Indonesia. Jika saja kita bisa seperti negara-negara maju yang melarang penggunaan bahan polikarbonat melainkan bahan PET (Polyethylene terephthalate) dan itu jauh lebih baik bagi kesehatan kita. Namun tentu saja tidak semudah itu, biaya yang relatif mahal membuat Pemerintah sulit untuk mengganti galon ke bahan non-polikarbonat. Namun jika ada potensi untuk kesehatan masyarakat seharusnya pemerintah bisa menggantinya. Kita juga bisa melakukan beberapa hal untuk mengubah mindset mereka melalui Pendidikan dan Kesadaran akan galon isi ulang bahan polikarbonat, Regulasi dan Kebijakan untuk mendorong pemerintah agar lebih ketat akan bahan kimia berbahaya dalam produk sehari-hari, dan juga Mendorong inisiatif di tingkat komunitas, seperti program penukaran galon lama dengan yang lebih aman dengan harga yang terjangkau atau program insentif lainnya untuk mendorong masyarakat mengganti galon mereka.
Kesimpulannya, kita sebagai masyarakat Indonesia harus tahu akan risiko galon polikarbonat pada kesehatan tubuh, kita juga sebaiknya mengganti galon kita menjadi bahan non-polikarbonat, terutama untuk orang yang sedang mengandung atau untuk bayi dibawah umur, untuk mengubahnya memang tidak mudah, tetapi kita harus tetap optimis dan berusaha agar itu bisa menjadi kenyataan. (*)